Kita semua membutuhkan cerita seperti makanan. Cerita adalah bagian dari kehidupan sehari-hari kita yang bisa membuat kita termotivasi dan tersinpirasi. Dalam animasi, cerita yang baik adalah fondasi dari suksesnya suatu animasi. Cerita yang kuat bisa membuat penonton tidak mudah melupakan dan bahkan dapat terinspirasi dari animasi tersebut.
Mencoba menyembunyikan cerita yang lemah dibalik suguhan visual yang enak dilihat tidak akan mengubah kenyaataan kalau animasi tersebut merupakan animasi yang tidak menyuguhkan cerita yang menarik. Seharusnya yang menjadi tujuan kita ialah menangkap perhatian penonton dengan cara menyuguhkan cerita yang baik.
Berikut beberapa dasar dari konsep bercerita ( Storytelling ) :
Menentukan tujuan cerita
Definisi yang paling sederhana tentang bercerita ialah menceritakan ulang suatu kejadian. Suatu cerita selalu melibatkan fisik, mental atau faktor spiritual yang berubah seiring berjalannya waktu..seperti perubahan tempat atau perilaku. Contohnya :
– Perjalanan yang terselesaikan
– Masalah yang terpecahkan
– Benda yang berhasil di raih
– Keputusan yang diambil
Kadang ada perubahan yang begitu ekstrim yang berjalan dari satu titik ke titik yang berseberangan. Seperti situasi yang baik menjadi buruk atau orang yang tadinya baik menjadi jahat. Orang yang tadinya bodoh menjadi pintar. Situasi yang tenang menjadi kacau dsb
Tema
Kebanyakan cerita mempunyai satu tema sentral. Kalau kita bisa menggambarkan cerita kita ke dalam satu kata atau kalimat seperti “Cinta”, “Kemenangan”, “Keluarga”, “Hubungan diatas uang” dll..maka kita mempunyai satu tema sentral cerita yang kuat.
Antara Realita & Imaginasi
Cerita kita setidaknya masih harus familiar dengan penonton untuk bisa menangkap perhatian mereka, tapi cukup kreatif untuk tetap bisa menghibur. Kalau cerita kita terlalu dekat dengan realita yang ada, maka akan dapat menjadi membosankan. Tapi bila terlalu aneh, kita tidak akan menemukan penonton yang menyukainya.
3 Komponen utama dalam cerita :
– Plot
Plot adalah kumpulan kejadian di dalam cerita kita. Satu kejadian saja tidak cukup untuk memenuhi syarat sebagai cerita. Setidaknya dibutuhkan dua kejadian atau lebih dan kejadian-kejadian tersebut terhubung sebagai sebab dan akibat. Sebagai contoh : “Saya ada di rumah sendirian” bukanlah merupakan suatu plot, tapi ” Saya ada di rumah sendirian dan..” atau ” Saya ada di di rumah sendirian, kemudian…” akan memenuhi syarat sebagai plot sewaktu kita melengkapi kalimatnya dengan kejadian lain yang bisa membawa suatu perubahan situasi.
– Karakter
Karakter merupakan figur sentral yang meresponi atau memotivasi kejadian dari suatu cerita.
– Latar
Latar merupakan lokasi dimana kejadian tersebut bertempat. Termasuk didalamnya adalah waktu, cuaca dan musim dari lokasi tersebut.
Suatu cerita bisa berawal dari suatu kejadian, dari karakter atau dari setting latar itu sendiri.
Konflik
Konflik merupakan kejadian yang menghalangi si karakter utama untuk mencapai tujuannya dalam suatu cerita.
Pada dasarnya ada 3 bentuk konflik :
– Protagonis melawan antagonis
– Protagonis melawan alam
– Protagonis melawan dirinya sendiri
————————————————————————–
Artikel ini merupakan artikel bagian pertama dari “Bagaimana menciptakan cerita untuk animasi” yang terdiri dari 5 bagian.
Untuk membaca kelanjutan dari artikel ini secara lengkap, silahkan klik link gambar dibawah ini untuk mendapatkan artikel ini dalam bentuk E-book yang bisa anda dapatkan pada sesi cemilan gratis kami.
( Silahkan klik gambar di bawah ini untuk terhubung ke halaman downloadnya )
Terima kasih dan sampai jumpa pada artikel kami yang berikutnya!